Semakin sulit bagi Manchester United (MU) untuk mempertahankan gelar Premiership dan mewujudkan ambisi meraih trofi ke-19. Itu setelah target sapu bersih di lima pertandingan sisa Premiership yang dicanangkan oleh manajer Sir Alex Ferguson, justru langsung berantakan.Butuh hasil bagus sebagai pelipur lara kegagalan lolos ke semifinal Liga Champions, MU justru gagal meraih hasil yang mereka inginkan. Tim Setan Merah–julukan MU–hanya bermain 0-0 dengan Blackburn Rovers di Ewood Park pada pekan ke-34 Premiership, Minggu (11/4) malam.
Imbasnya, MU gagal menggeser Chelsea dari puncak klasemen. Ryan Giggs dkk kini mengoleksi 73 poin dari 34 laga, tertinggal satu poin dari Chelsea (74 poin) yang baru memainkan 33 laga. Bahkan, MU bisa tertinggal empat poin jika Chelsea bisa menang saat menjamu Bolton Wanderers, Selasa (13/4) besok.
Akan berat bagi MU untuk mempertahankan gelarnya di Premiership jika Chelsea mampu unggul empat poin ketika kompetisi tinggal menyisakan empat pertandingan. Sebab, untuk bisa menjadi juara, MU harus mampu memenangi empat laga sisa, away ke tim sekota Manchester City (17/4) yang tentu saja menjadi laga sulit karena Man City juga tengah butuh menang untuk finish di posisi empat.
Lalu, menjamu Tottenham Hotspur (24/4), away ke Sunderland (1/5) dan menjamu Stoke City (9/5).
Tetapi, itu belum cukup karena MU masih harus berharap Chelsea kehilangan poin. Artinya, MU tidak bisa menentukan gelar juara dengan usaha mereka sendiri, tetapi masih bergantung dari hasil pertandingan yang dilalui Chelsea.
Ferguson boleh jadi menyesali perjudiannya memainkan Wayne Rooney saat timnya menang 3-2 atas Bayern Muenchen di Liga Champions (7/4) tetapi tersingkir karena aturan gol away meski agregat gol sama 4-4. Rooney yang dipaksakan bermain meski belum sepenuhnya pulih, kembali mengalami cedera.
Imbasnya, topskor Premiership ini pun absen di markas Blackburn. Dan tanpa Rooney, sangatlah jelas lini depan MU seperti tak bergigi. Peluang demi peluang yang didapat Dimitar Berbatov, Antonio Valencia atau Luis Nani, tidak ada yang berhasil diubah menjadi gol.
Padahal, MU seharusnya tampil dengan komposisi tim terkuat di Ewood Park. Itu jika merujuk fakta sepanjang musim 2009/10 ini, Blackburn mampu tampil hebat di kandangnya. Dari 16 penampilan di Ewood Park, tim berlogo mawar merah ini baru kalah dua kali. Kekalahan terakhir juga terjadi tiga bulan lalu, tepatnya pada Desember saat kalah dari Tottenham.
Memang, tanpa Rooney, MU sejatinya tampil mendominasi sejak babak pertama. Ferguson memasang Dimitar Berbatov dan Frederico Macheda sebagai duet penyerang dengan dukungan dua winger, Luis Nani dan Antonio Valencia.
Sementara Giggs yang juga pemain sayap, digeser sedikit ke tengah. Di babak ini, MU menguasai 69 persen ball possession dengan menciptakan delapan kali shoot on goal. Tetapi, tanpa Rooney, MU Seperti tidak memiliki seseorang di lini depan yang bisa menuntaskan serangan. Peluang yang tercipta banyak yang terbuang.
Di menit ke-24, Berbatov yang menerobos masuk kotak penalti, sebetulnya punya kesempatan melakukan shooting, tetapi karena telat mengambil keputusan, bola justru bisa dibuang bek Blackburn. Peluang terbaik MU di babak pertama muncul di menit 43.
Ketika Valencia yang menerima sontekan Berbatov, sudah tinggal berhadapan dengan Paul Robinson, kiper Blackburn. Tetapi, sepakan kaki kanannya masih mengenai kaki kanan Robinson.
Di babak kedua, Ferguson melakukan sejumlah pergantian. Darron Gibson dan Park Ji-Sung dimasukkan untuk menyegarkan lini tengah, dengan menarik keluar Giggs dan Macheda. Tetapi pergantian ini juga tidak banyak memberikan dampak positif. Meski terus menekan, bahkan nyaris mencetak gol jika saja sepakan Gary Neville di masa injury time tidak melebar, MU harus puas bermain 0-0.
Sementara dari kancah serie A Italia, AS Roma sukses naik ke puncak klasemen. Status capolista diperoleh I’lupo—julukan Roma setelah menang 2-1 atas Atalanta di Olimpico lewat gol Mirko Vucinic dan Marco Cassetti di babak pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar