Kamis, 21 Januari 2010

Empati Allah

Orang-orang yang takut kepada-Mu melihat aku dan bersukacita, sebab aku berharap kepada firman-Mu.
(Mazmur 119:74)


Suatu malam, seseorang yang sedang kesusahan berdoa, "Bapa, Engkau tahu keadaan saya. Uang saya sudah menipis, sahabat saya sudah lama tidak peduli kepada saya.
Tugas-tugas menumpuk.Saya kesepian dan gadis yang selama ini saya dekati menolak saya. Bapa, Alkitab mengatakan bahwa Engkau sangat baik.
Namun, rasanya saya tidak mengalami hal itu. Jika Engkau baik, mengapa Engkau membiarkan saya begini ? sepertinya Engkau tidak bisa mengerti perasaan saya!

Pernahkah kita merasa sendirian dan berpikir seperti orang itu-bahwa Allah tidak mengerti penderitaan manusia?
Tidak, Allah kita pernah menjadi manusia hina, DIa bahkan pernah menjalani berbagai kesusahan yang tidak pernah kita bayangkan.
Dia lahir secara sangat sederhana di sebuah kandang. DIa pernah dihina sebagai anak haram,.
DIa pernah merasa lelah,lapar dan haus. Dia pernah difitnah dan disalah mengerti.
Dia pernah dikecewakan sahabat2Nya dan ditinggal sendirian di Getsemani.
DIa pernah disiksa begitu hebat sampai mati.

Jadi, sebaliknya Dia sangat mengerti bagaimana rasanya menjadi manusia..

Hidup Kudus

Bayangkan ada dua gelas dihadapan Anda. Yang satu terbuat dari kristal dengan ukiran cantik. Mahal, tetapi bagian dalamnya kotor dan berdebu.
Yang satu lagi gelas plastik murahan, tetapi dicuci bersih.

Jika anda ingin minum, mana yang akan anda pakai?
saya yakin anda memilih gelas yang murah, tetapi bersih!
Gelas semewah apapun, jika dalamnya kotor dan berdebu, menjadi tidak berguna.

Setiap anak Tuhan adalah "gelas kristal". Kristus telah menebus kita dengan darah yang mahal, sehingga kita menjadi milikNya yang sangat berharga.
Itu sebabnya Tuhan ingin memakai kita menjadi alat-Nya, untuk menyalurkan "air hidup" kepada orang-orang disekitar kita.
Namun, itu akan terhalang jika kita tidak rajin membersihkan "debu" yang mengotori hati dan hidup kita.

Agar dapat dipakai Tuhan, kita harus hidup dalam kekudusan. Tak membiarkan hawa nafsu mencemari dan menguasai hati.
Tuhan meminta kita menjadi kudus dalam seluruh aspek hidup.
Bukan hanya digereja, melainkan juga ditempat kerja dan dalam keluarga.
Kata "kudus" berarti terpisah atau berbeda. Hidup kita harus dipisahkan, dikhususkan untuk memuliakan Tuhan. Berbeda dari cara hidup duniawi.
Hidup kudus adalah keharusan, bukan pilihan.
Tuhan berfirman, "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus".

Adakah "kotoran" yang masih menempel di hati anda?Bentuknya bisa berupa dendam,amarah,nafsu yang merusak, niat jahat atau kebiasaan dosa yang terus dipelihara.
Kita harus sering membersihkan hati. Membuatnya tetap murni, agar Tuhan dapat terus memakai kita menjadi saluran berkat-Nya.
Sayang, jika kita hanya menjadi gelas kristal kotor, indah namun tak berguna

Menjadi Agen Penjual Pulsa Pendaftaran 100% GRATIS

ATAU